Hosting Gratis

Kamis, 22 Mei 2014

Bukit Tunjuk, Bukit yang Menyerupai Candi

Bukit Tunjuk

Bukit Tunjuk berada di Kabupaten Lahat provinsi Sumatera Selatan, bukit  yang merupakan Maskot bagi Kota Lahat ini memiliki beberapa nama atau sebutan, ada yang menyebutnya sebagai Bukit Tunjuk, ada juga yang menyebutnya dengan nama Bukit atau Gunung jempol dan ada juga yang menyebutnya dengan nama Bukit Serelo.

Bukit ini memilki ketinggian sekitar 900 mdpl, pemandangan disekitar bukit tersebut yang dihiasi oleh aliran sungai Lematang menurut Saya cukup menarik dan menawan, ditambah lagi dengan keunikan dari bentuk bukit itu sendiri yang mirip dengan telunjuk atau jempol manusia.

Beragam mitos di masyarakat tentang bukit tersebut, namun Saya tertarik dengan salah satu cerita dari masyarakat yang mengatakan bahwa bukit tersebut dahulu adalah candi pada masa Kerajaan Sriwijaya. Memang bila diperhatikan bentuk dari bukit tersebut mirip dengan Stupa pada candi, penasaran akan hal tersebut Saya coba mencari informasi melalui internet dan sekali lagi Saya tertarik dengan salah satu artikel di Kompasiana.com, dengan asumsinya dan kajian secara ilmiah bahwa adanya kemungkinan apabila bukit tunjuk adalah candi pada masa Kerajaan Sriwijaya.

Apabila kita lihat dari bentuknya, bagian atas bukit tunjuk memang menyerupai stupa pada candi, dilihat dari sisi historis, Bukit Tunjuk berada di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, yang pada abad ke VII Kota Palembang dan sekitarnya dikenal sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya, dan pada masa tersebut Kerajaan Sriwijaya dikenal dunia sebagai pusat pendidikan agama (budha) dan pusat pengetahuan, tentu saja sebagai Kerajaan yang besar dan merupakan pusat pendidikan memiliki fasilitas berupa candi yang besar sebagai wadah atau sarana untuk menampung para biksu budha pada saat itu. Bila dilihat dari kedudukannya, posisi bukit tunjuk berada diantara bukit-bukit, ada kemiripan dengan candi Borobudur yang kedudukannya berada diatas bukit.

Namun ini hanya sekedar cerita dari beragam mitos tentang bukit tunjuk yang beredar di masyarakat Kota Lahat dan baru sekedar asumsi dari penulis artikel tersebut, untuk membuktikan kebenarannya tentu saja masih banyak dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan mendalam oleh para ahli.



Refrensi pendukung : http://sejarah.kompasiana.com/2013/01/16/telunjuk-bukit-atau-candi-520047.html

Rabu, 14 Mei 2014

Pesona Pantai di Bintuhan

Pantai Linau - Bintuhan

Bila anda berencana untuk berlibur dan mungkin sedang mencari lokasi wisata pantai yang indah ? sepertinya pantai Laguna dan pantai Linau di desa Bintuhan cocok untuk anda jadikan sebagai salah satu pilihan wisata.

Pantai Laguna dan Linau terletak di desa Bintuhan Kecamatan Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu. Untuk menuju ke pantai tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar 6 jam perjalanan darat dari kota Bengkulu, rute lain untuk menuju ke pantai Laguna juga dapat ditempuh dari Kota Palembang – Pagar Alam – Bintuhan dengan waktu tempuh normal (bila tidak macet) sekitar 10 s/d 12 jam perjalanan, dan alternatif lainnya yaitu melalui rute dari Lampung – Bintuhan, namun untuk rute yang terakhir Saya kurang tahu persis berapa jam waktu tempuh yang dibutuhkan (hehe).


Pantai Laguna - Bintuhan

Desa Bintuhan memiliki begitu banyak pantai yang indah, namun pantai Laguna dan Linau memiliki daya tarik tersendiri, dengan keindahan air laut yang berwarna biru dan pasir putih yang bersih membentang di sepanjang pantai, mencerminkan bahwa pantai ini masih asri dan belum banyak tersentuh. Memang belum begitu banyak wisatawan yang mengetahui keberadaan pantai ini, dan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata ini kebanyakan hanya berasal dari penduduk lokal Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

Untuk masalah penginapan, anda tidak perlu khawatir karena ada beberapa penginapan sederhana di desa Bintuhan dan hanya berjarak sekitar 15 s/d 20 menit dari Pantai tersebut.

Selamat berlibur.



Rabu, 23 April 2014

Merasakan Sensasi Gravitasi di Negeri di Awan

Gunung Dempo

Kota Pagar Alam yang berada di Provinsi Sumatera Selatan terkenal dengan Gunung Dempo yang menjulang tinggi diselimuti awan dan dihiasi perkebunan teh milik PTPTN yang menghijau menghiasi kaki-kaki gunung tersebut. Gunung Dempo adalah salah satu gunung tertinggi di pegunungan bukit barisan yang membentang sepanjang pulau Sumatera dan Gunung Dempo adalah gunung tertinggi yang ada di Sumatera Selatan.

Perkebunan Teh

Tinggi Gunung Dempo sekitar 3.195 m dari permukaan laut. Tertarik dari cerita, bila berada di ketinggian maka tubuh kita akan merasakan sensasi daya tarik atau gravitasi bumi, maka ketika sedang berada di Kota Pagar Alam saya sempatkan untuk berkunjung ke Tugu Rimau yang merupakan titik awal pendakian Gunung Dempo, di Tugu Rimau tersebut sudah merupakan lokasi yang cukup tinggi yaitu dengan ketinggian 1.820 mdpl.


Titik Awal Pendakian Gunung Dempo


Tugu Rimau yang berada di Titik Awal Pendakian

Setelah 1,5 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan dari kaki gunung, akhirnya Kami sampai pada Titik Awal Pendakian tersebut, memang benar ketika turun dari kendaraan, sensasi gravitasi langsung terasa, tubuh berjalan sempoyongan karena menahan daya tarik dan berjalan juga tidak bisa lurus kedepan (agak miring) kalau kita tidak hati-hati bisa jatuh terguling, sungguh sensasi yang luar biasa bagi Kami, mungkin bagi para pendaki gunung dan Mapala hal ini sudah tidak aneh lagi.

Pemandangan Dari Titik Pendakian
Selain sensasi gravitasi, kami juga menikmati keindahan kebun teh, kota pagar alam dan daerah lain sekitarnya yang dapat kami lihat dari atas, ditambah lagi dengan pemandangan pergunungan bukit barisan dan awan awan yang bergerak yang menghiasi kaki-kaki bukit yang rasanya sudah sejajar dengan pandangan kami. Serasa berada di negeri diatas awan dan teringat akan lagunya Katon Bagasakara dengan judul Negeri di Awan (hehehe).


Serasa Awan Sejajar Dengan Tubuh

Sungguh Luar biasa ciptaan mu Tuhan dan semakin sadar betapa kecilnya diri kita.

Selasa, 15 April 2014

Goa Jepang Palembang, Bukti Sejarah Yang Terlantar



Salah satu bukti sejarah penjajahan Jepang di bumi nusantara ini adalah Goa Jepang yang berada di Jl. AKBP H.Umar Kel. Ario Kemuning Palembang (di belakang pasar km.5 Palembang), Goa Jepang ini dulunya adalah markas dan tempat persembunyian bagi tentara Jepang.

Menurut cerita, Goa tersebut memiliki lorong yang bisa menghubungkan ke Bunker Jepang pada saat itu yang berada di dekat Rumah Sakit Charitas Palembang (berjarak sekitar 4 atau 5 km dari goa jepang), namun karena kondisinya yang saat ini tidak terurus sepertinya tidak ada yang berani mencoba menelusuri lorong goa tersebut untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut. 



Goa tersebut memiliki 2 (dua) pintu atau lobang di muka goa, namun sayangnya satu sisi sebelah kanan goa telah hancur karena tidak terurus dan termakan usia dan lebih menyedihkan lagi di sisi yang sebelah kiri walaupun sampai dengan saat ini tetap berdiri dengan kokoh namun sudah dipenuhi oleh sampah-sampah dan membuat daerah sekitar goa kelihatan jorok dan bau.

Saya rasa banyak masyarakat di Kota Palembang yang tidak mengetahui keberadaan goa peninggalan Jepang tersebut apalagi mengunjunginya, padahal goa tersebut merupakan salah satu aset sejarah yang berharga dan apabila diurus dengan baik tentunya dapat dijadikan sebagai salah satu wisata sejarah di Kota Palembang.


Semoga saja kedepan salah satu aset sejarah ini dapat lebih diperhatikan.

Jumat, 14 Maret 2014

Suku Kubu, Kelompok Primitif Yang Masih Tersisa

gambar dari http://kebudayaanindonesia.net


Di zaman yang serba modern ini, masih ada beberapa kelompok primitif yang tersisa, salah satunya adalah Suku Kubu. Suku ini terdapat di pedalaman hutan di Provinsi Jambi. Di Jambi, orang dari Suku Kubu dipanggil dengan sebutan SANAK yang merupakan singkatan dari Suku Anak Dalam.

Menurut informasi dari penduduk sekitar, Suku Kubu terbagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah yaitu didaerah Kabupaten Muara Bungo, Kabupaten Merangin dan Sarolangun (di area Taman Nasional Bukit 12) dan di daerah perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan, yang dikenal masyarakat dengan sebutan Kubu Rawas.

Kehidupan mereka berpindah-pindah (nomaden) dari satu hutan ke hutan lain, mereka bertahan hidup dengan cara berburu, namun saat ini sudah ada sebagian dari mereka yang hidup dengan bercocok tanam dan telah memiliki lahan kebun. Sebagian besar dari mereka tetap memilih hidup terasing dengan tinggal dipedalaman hutan dan takut bertemu dengan Masyarakat di desa atau di kota.

Cerita tentang Suku Kubu ini mengingatkanku ketika dulu bertugas di Kota Bangko dan Kota Sarolangun Jambi, beberapa kali Saya bertemu dan melihat orang dari Suku Kubu tersebut lewat, yang uniknya sekarang beberapa dari mereka telah mengerti dan mampu mengendarai sepeda motor bahkan telah memiliki sepeda motor sendiri (walaupun sepertinya gak pernah bayar pajak hehehe). Biasanya kalau bertemu SANAK (panggilan untuk orang dari Suku Kubu) mereka mengendarai sepeda motor dengan memanggul babi hutan hasil buruan mereka di pundaknya, dan yang uniknya lagi kalo bawa sepeda motor boro-boro mereka pakai helm, pakai baju pun tidak namun masih tetap menggunakan celana seadanya hehehe.

Menurut masyarakat setempat bila kita bertemu dengan mereka, jangan memanggil mereka dengan sebutan Kubu, hal ini akan membuat mereka tidak suka dan marah, mereka akan lebih suka bila dipanggil dengan sebutan Sanak. SANAK untuk arti sebenarnya seperti yang Saya sebutkan diatas yaitu singkatan dari Suku Anak Dalam, namun arti lain dari Sanak adalah Saudara.

Menurut cerita dari teman-teman disana, sebagian kecil dari mereka saat ini sudah mulai bersekolah, dan pemerintah setempat juga telah beberapa kali mencoba mengenalkan mereka dengan budaya saat ini, seperti dengan menyediakan rumah dan  pendidikan, satu lagi cerita unik yang pernah kudengar, dulu pernah ada salah satu dari mereka (katanya anak dari salah satu Kepala Suku) yang telah mampu sekolah tinggi bahkan sampai kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta namun ketika lulus tetap kembali ke habitatnya di hutan hehehe.

Cerita Uniknya yang lain, dulu pemerintah setempat mengadakan program perumahan bagi Suku Anak Dalam ini, masing-masing dari kepala rumah tangga diberikan satu rumah yang cukup layak, namun lagi-lagi hal ini tidak berlangsung lama, rumah-rumah tersebut mereka tinggalkan dan mereka lebih memilih untuk kembali tinggal di hutan hehehe.

Harapan Saya, semoga kedepan mereka bisa hidup lebih berbaur dengan masyarakat di desa atau di kota agar kehidupan mereka lebih baik dan dapat menikmati pendidikan.


Selasa, 04 Maret 2014

Ke Palembang, Jangan Lupa Cicip Pindang Tulang

gambar dari : http://sundari-colection.blogspot.com


Apabila anda berkunjung ke Kota Palembang, jangan lupa untuk mencicipi salah satu masakan khas dari daerah Sumatera Selatan (Kota Palembang dan sekitarnya), yaitu Pindang Tulang.  Pindang Tulang memiliki rasa dan aroma harum yang khas, rasanya agak sedikit pedas, asin dan gurih di lidah yang membuat ketagihan. Pindang Tulang merupakan jenis makanan berkuah dan berbahan utama iga sapi yang dihidangkan bersama nasi.

Masakan ini dapat di jumpai dengan mudah di banyak Rumah Makan Pindang yang berada di Kota Palembang, kalau anda sudah ketagihan dengan makanan tersebut, tidak ada salahnya bila anda mencoba untuk memasak sendiri dirumah, adapun resepnya sebagai berikut :

Bahan Yang Diperlukan :

  • 500 gram iga sapi
  • 2 liter air putih
  • 6 buah bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 2 buah tomat
  • 2 batang serai
  • 1 buah lengkuas
  • 2 buah kunyit
  • 2 buah jahe
  • 5 buah cabe merah
  • 1 sendok makan garam
  • 1 sendok makan air asam jawa
  • Kecap manis sekukupnya
  • 10 buah cabe rawit utuh
  • Daun bawang (diiris)

Cara Memasaknya :

  • Rebus iga sapi sampai empuk
  • Iris bahan-bahan diatas (bawang merah, bawang putih, tomat, serai, lengkuas, kunyit, jahe, cabe merah) lalu tumis bersama iga sapi sampai harum
  • Tambahkan garam, air asam jawa dan kecap manis
  • Setelah masak, tambahakan cabe rawit dan Irisan daun bawang.
Pindang Tulang siap disajikan.

Oleh : Rika HM

Rabu, 19 Februari 2014

Menikmati Sejuknya Kebun Teh Pagar Alam


Indonesia kaya akan wisata alam, hampir disetiap daerah di Indonesia memiliki tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Kebun Teh Pagar Alam. Selain dimanjakan oleh pemandangan kebun teh yang terbentang luas dan keindahan Gunung Dempo yang menjulang tinggi, disini Kita juga dapat merasakan sejuknya hawa pegunungan yang asri.

Kota Pagar Alam berada di Propinsi Sumatera Selatan, berjarak sekitar 7 s/d 8 jam perjalanan darat dari Kota Palembang. Untuk ke kebun teh milik PTPN VII tersebut hanya memakan waktu sekitar 10 menit bila anda sudah berada di Kota Pagar Alam. Di perkebunan teh yang berada di kaki Gunung Dempo terdapat beberapa penginapan, namun yang paling sering dikunjungi para wisatawan adalah vila Gunung Gare dan Vila Gunung Dempo.

Pagar Alam bukan hanya terkenal sebagai salah satu penghasil teh terbesar namun juga dikenal sebagai daerah penghasil Kopi Robusta, apabila anda ke Pagar Alam jangan lupa untuk membeli kopi khas daerah tersebut sebagai oleh-oleh yang banyak di jual di toko-toko disana. Selain penghasil teh dan kopi, Pagar Alam juga dikenal sebagai daerah penghasil sayur-sayuran.

Untuk wisata alam, selain pemandangan kebun teh dan pegunungannya, disana juga dapat kita jumpai dengan mudah beberapa lokasi air terjun, seperti Air terjun Lematang, Air Terjun Embun, Air Terjun Tujuh Kenangan dan beberapa lokasi air terjun lainnya. Air terjun tersebut tidak berada terlalu jauh dari pusat kota Pagar Alam, hanya berjarak sekitar 7 s/d 8 km. Begitu banyak potensi wisata alam yang dimiliki daerah tersebut, namun belum semua nya yang dikembangkan, Kota tersebut juga memiliki wisata sejarah berupa Arca Manusia Purba dan Situs Prasejarah.

Refrensi :
- Penduduk Setempat

- id.wikipedia.org

Rabu, 12 Februari 2014

Legenda Pulau Cinta di Tengah Sungai Musi


Kota Palembang memiliki banyak tempat wisata yang bersejarah dan mengandung legenda, salah satunya adalah Pulau Kemaro. Mengapa disebut Pulau Kemaro ? Kemaro adalah Kemarau, menurut ceritanya walaupun pulau ini berada di tengah-tengah perairan sungai Musi namun di pulau tersebut tetap saja kering dan air dari sungai Musi tidak naik sampai ke daratan bahkan pada musim hujan sekalipun.


Pulau Kemaro berada ditengah perairan sungai Musi Palembang, berjarak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera Palembang, untuk menuju ke pulau tersebut kita dapat menggunakan kapal kecil atau speedboat yang banyak dijumpai dipinggir Sungai Musi yang berada di kawasan Benteng Kuto Besak Palembang. Waktu tempuh dari Benteng Kuto Besak ke pulau tersebut kurang lebih sekitar 30 menit s/d 45 menit dengan biaya sekitar Rp.25.000 per orang. 

Di pulau tersebut akan banyak dijumpai klenteng dan kuil budha, setiap tahun baru imlek biasanya di pulau tersebut selalu diadakan acara Cap Go Meh dengan para pengunjung yang berasal dari dalam negeri maupun pengunjung dari negeri tetangga. Di Pulau Kemaro terdapat bangunan yang menarik perhatian para wisatawan yaitu Pagoda besar berlantai 9 yang berdiri menjulang tinggi di pulau tersebut, biasanya banyak para wisatawan mengabadikannya dengan mengambil foto didepan bangunan tersebut.


Seperti legenda cerita cinta Romeo dan Juliet ataupun legenda cintanya hari Valentine, Pulau Kemaro juga memiliki legenda dan cerita cinta abadi dari dua suku bangsa yaitu seorang putri raja dari Kerajaan Palembang dengan seorang pangeran atau anak saudagar kaya dari negeri Tionghoa.


Sang putri bernama Fatimah dipinang oleh seorang pangeran bernama Tan Bun An, setelah meminang sang putri, Pangeran Tan Bun An mengajak Putri Fatimah menemui orangtuanya ke negeri Tionghoa, setelah beberapa waktu di negeri tersebut, kedua pasangan tersebut pulang kembali ke Kerajaan Palembang dengan membawa hadiah dari orang tua Tan Bun An yaitu berupa 7 (tujuh) buah guci, didalam perjalanan ketika hampir sampai ke daratan Palembang, Tan Bun An penasaran dengan isi dari ketujuh guci tersebut, saat membuka guci pertama Tan Bun An kaget sekali ketika melihat isi guci hanyalah sayur-sayuran, karena merasa kesal dan malu dibuangnya lah semua guci tersebut ke sungai, namun guci terakhir terjatuh ke dek kapal dan pecah, begitu kaget nya Tan Bun An ketika mengetahui ternyata dibawah sayur-sayuran tersebut terdapat koin-koin emas, merasa menyesal tanpa berpikir panjang lagi Tan Bun An langsung terjun ke sungai untuk mengambil guci-guci tersebut, namun sang pangeran tidak muncul lagi dari dalam sungai, untuk menyelamatkan  sang pangeran, seorang pengawal langsung terjun ke sungai, namun kedua orang tersebut tetap juga tidak muncul dari sungai, karena rasa cintanya kepada Tan Bun An, putri Fatimah pun memutuskan ikut terjun ke sungai untuk menyelamatkan Tan Bun An, namun tetap ketiga orang tersebut tidak muncul lagi ke permukaan. Konon kabarnya setelah kejadian tersebut muncullah sebuah pulau kecil di tempat ketiga orang tersebut tenggelam dan pulau tersebut dikenal sebagai Pulau Kemaro.


Dipulau tersebut sampai dengan saat ini tumbuh sebuah pohon, yang dikenal dengan Pohon Cinta, konon bila sepasang kekasih mengukir nama mereka di pohon tersebut maka cinta mereka akan abadi, hanya mautlah yang dapat memisahkan cinta tersebut. Cerita ini adalah salah satu versi tentang legenda Pulau Kemaro, karena terdapat banyak versi tentang Legenda Pulau tersebut di masyarakat Kota Palembang.

Kamis, 09 Januari 2014

Resep Membuat Cuka Pempek



Cara Membuat Cuka Pempek

Bahan yang diperlukan :
·         500 gr Gula Merah
·         1 Sendok Makan Asam Jawa
·         5 gelas air putih
·         Cabe, bawang putih secukupnya (sesuai selera)
·         Sedikit garam

Cara Membuat :
  • Rebus gula merah dan asam jawa sampai mendidih.
  • Setelah mendidih Saring terlebih dahulu untuk membuang ampas gula merah & asam jawa
  • Giling Cabe Rawit dan bawang putih ditambah sedikit garam
  • Hasil gilingan cabe dan bawang tadi dimasukkan/ dicampur dengan air rebusan dari gula merah dan asam jawa tadi dan diaduk beberapa menit hingga larut.
  • Cuka Pempek siap disajikan
Selamat Menikmati, jangan lupa dihidangkan bersama pempek hehehehe

By : Rika HM

Rabu, 08 Januari 2014

Resep Membuat Pempek Lenjer

Resep dan Cara Membuat Pempek Lenjer



Bahan yang disiapkan :
  • 500 gr ikan tenggiri atau ikan gabus yang sudah digiling / dihaluskan 
  • 300 gr tepung sagu
  • 1 butir telur ayam
  • 1 gelas air putih 
  • Garam secukupnya  
Cara Membuatnya :
  1.  Campur semua bahan (ikan giling, telur, air dan garam) kecuali Sagu.
  2.  Setelah semua tercampur ambil sedikit adonan lalu campur secara sedikit-sedikit dengan sagu.
  3.  Setelah adonan terasa cukup kalis bentuk adonan tersebut memanjang seperti lontong, teruskan sampai adonan dan sagunya habis.
  4. Untuk memudahkan sewaktu membentuk adonan taburi sagu saat adonan di uleni
  5. Setelah adonan terbentuk, rebus lenjeran pempek tersebut dalam air mendidih yang sudah diberi sedikit minyak sayur, sampai dengan pempek tersebut mengapung.
  6. Bila adonan / pempek tersebut sudah mengapung bearti pempek tersebut sudah matang dan siap untuk diangkat.
  7. Selanjutnya tinggal selera anda, bila anda ingin menikmati pempek lenjer rebus, pempek tersebut sudah siap dinikmati dengan di potong terlebih dahulu kecil-kecil
  8. Namun bila anda ingin menikmati pempek lenjer goreng, tinggal anda goreng pempek lenjer yang sudah di potong-potong dalam bentuk kecil.
inilah cara membuat pempek ala Rika (hehehe) ok,  Selamat mencoba dan menikmati.

by : Rika Heny Maryani

Senin, 06 Januari 2014

Lokasi Jajanan di Kota Palembang

                                                Lokasi Jajanan di Kota Palembang

Ada beberapa lokasi jajanan favorit di Kota Palembang, sebagai berikut :
  • di Kambang Iwak
Pada pagi hari, akan banyak sekali dijumpai para pedagang di sekitar area kambang Iwak, dari pedagang pakaian sampai dengan pedagang Makanan. Apabila anda ingin mencari sarapan, Kambang Iwak merupakan tempat yang pas, anda akan menjumpai berbagai macam jenis sarapan yang disajikan seperti : Pempek, Model, Tekwan, Mie Celor, Nasi uduk, Siomay, Celimpungan dan berbagai macam jenis kue. Kambang Iwak berada di tengah Kota Palembang, tepatnya berada di jalan Merdeka Palembang (di depan Hotel Swarna Dwipa Palembang).

  • di GOR (Gedung Olah Raga Palembang)
Gedung Olahraga Palembang berada di lokasi Kampus Palembang, dekat dengan Palembang Square Mall Palembang.  Pada malam hari di lokasi tersebut akan banyak dijumpai para pedagang makanan, seperti pedagang Nasi Goreng, Mie Goreng, Pecel Lele, Sate dan juga Bakso, apabila anda ingin mencari makan malam sambil nongkrong bersama teman atau keluarga, GOR termasuk salah satu lokasi yang pas.

  • di depan Rumah Sakit Siti Khodijah Palembang  (Jl.Demang Lebar Daun )
Di lokasi ini, adalah lokasi jajanan yang pas pada sore hari, menjelang sore hari sampai dengan malam akan banyak pedagang makanan di sekitar lokasi tersebut, adapun jajanan yang disediakan seperti : Siomay, Batagor, Roti Bakar dan berbagai jenis minuman.

Bila anda ingin mencicipi Makanan khas Palembang, akan banyak anda temui di setiap sudut Kota Palembang seperti : Pempek, Model, Tekwan, Mie Celor, Celimpungan, Laksan Martabak India, Pindang dll.


Bila ada lokasi jajanan lainnya, silahkan anda tambahkan pada kolom komentar, agar bisa Saya update. terimakasih.

Kamis, 02 Januari 2014

Tempat Wisata di Kota Palembang

Tempat Wisata di Kota Palembang


Ada beberapa tempat pilihan wisata di Kota pempek ini, yaitu sebagai berikut :

  1. Benteng Kuto Besak dan Jembatan Ampera, kedua tempat tersebut adalah satu paket jika anda ke Benteng kuto Besak yang berada di pinggir sungai Musi (anda bisa mengakses nya melalui Jalan Merdeka Palembang) disana anda dapat sekaligus menikmati ke indahan suasana di pinggir sungai Musi dan juga dapat menikmati view Jembatan Ampera yang akan terlihat jelas dan indah dari Benteng Kuto Besak terutama pada waktu malam karena di hiasi dengan berbagai lampu disekitarnya.   
  2. Pulau Kemarau atau Pulau Kemaro (kalo orang Palembang yang bilang), Pulau Kemarau berada di tengah-tengah Sungai Musi, untuk menuju kesana anda dapat menumpang Kapal Kecil atau Speedboat yang akan banyak anda temui di pinggir Sungai Musi di sekitar Benteng Kuto Besak, perjalanan menuju ke Pulau Kemarau kurang lebih sekitar 30 menit. Pulau Kemarau adalah termasuk salah satu tempat bersejarah di Palembang, disana anda akan menemui banyak Kelenteng. Pada tahun baru Cina akan banyak sekali pengunjung baik dari lokal maupun dari manca negara seperti dari Singapura.


  3. Museum Sultan Mahmud Badarudin II, Museum ini juga berada tidak jauh dari Benteng Kuto Besak, Museum ini berisi peninggalan sejarah pada zaman Kesultanan Darussalam Palembang.
  4. Kambang Iwak Palembang, Kambang Iwak berada di Jalan Merdeka Palembang, pada pagi dan sore hari tempat tersebut ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk olahraga / lari pagi, mencari sarapan atau sekedar ber rekreasi. 
  5. Bukit Siguntang, merupakan wisata sejarah, Bukit Siguntang berada di daerah Bukit Palembang, ditempat tersebut banyak terdapat makam raja-raja dan putri Kerajaan Palembang.
  6. Museum Bala Putera Dewa, Museum ini berada di Jalan Srijaya Km.5 Palembang , di museum tersebut banyak terdapat peninggalan-peninggalan berupa prasasti dan peninggalan lainnya pada zaman Kerajaan Sriwijaya.
  7. Hutan Wisata Punti Kayu, berada di Jl. kolonel H.Barlian Km.6 Palembang, di Hutan Punti Kayu banyak ditemui hewan-hewan yang dilindungi seperti pada setiap Kebun Binatang, selain berfungsi sebagai Kebun Binatang, Hutan  ini juga berfungsi sebagai tempat rekreasi, pada hari libur banyak wisatawan yang datang untuk makan / piknik dibawah rimbunnya pohon di sana.
Selain dari ke tujuh tempat wisata tersebut, masih banyak tempat-tempat wisata lainnya di kota Palembang, seperti untuk Wisata Air, terdapat beberapa tempat di Palembang seperti Fantasi Ice Land di Jl.Palembang Indralaya, OPI Water Boom di Jakabaring, dan juga Water Fun di Komplek Citra Grand City Palembang.

Demikianlah tentang tempat wisata dan sejarah di Kota Palembang, semoga bermanfaat.

www.datapalembang.blogspot.com
 www.izonarsip.blogspot.com