Hosting Gratis

Rabu, 12 Februari 2014

Legenda Pulau Cinta di Tengah Sungai Musi


Kota Palembang memiliki banyak tempat wisata yang bersejarah dan mengandung legenda, salah satunya adalah Pulau Kemaro. Mengapa disebut Pulau Kemaro ? Kemaro adalah Kemarau, menurut ceritanya walaupun pulau ini berada di tengah-tengah perairan sungai Musi namun di pulau tersebut tetap saja kering dan air dari sungai Musi tidak naik sampai ke daratan bahkan pada musim hujan sekalipun.


Pulau Kemaro berada ditengah perairan sungai Musi Palembang, berjarak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera Palembang, untuk menuju ke pulau tersebut kita dapat menggunakan kapal kecil atau speedboat yang banyak dijumpai dipinggir Sungai Musi yang berada di kawasan Benteng Kuto Besak Palembang. Waktu tempuh dari Benteng Kuto Besak ke pulau tersebut kurang lebih sekitar 30 menit s/d 45 menit dengan biaya sekitar Rp.25.000 per orang. 

Di pulau tersebut akan banyak dijumpai klenteng dan kuil budha, setiap tahun baru imlek biasanya di pulau tersebut selalu diadakan acara Cap Go Meh dengan para pengunjung yang berasal dari dalam negeri maupun pengunjung dari negeri tetangga. Di Pulau Kemaro terdapat bangunan yang menarik perhatian para wisatawan yaitu Pagoda besar berlantai 9 yang berdiri menjulang tinggi di pulau tersebut, biasanya banyak para wisatawan mengabadikannya dengan mengambil foto didepan bangunan tersebut.


Seperti legenda cerita cinta Romeo dan Juliet ataupun legenda cintanya hari Valentine, Pulau Kemaro juga memiliki legenda dan cerita cinta abadi dari dua suku bangsa yaitu seorang putri raja dari Kerajaan Palembang dengan seorang pangeran atau anak saudagar kaya dari negeri Tionghoa.


Sang putri bernama Fatimah dipinang oleh seorang pangeran bernama Tan Bun An, setelah meminang sang putri, Pangeran Tan Bun An mengajak Putri Fatimah menemui orangtuanya ke negeri Tionghoa, setelah beberapa waktu di negeri tersebut, kedua pasangan tersebut pulang kembali ke Kerajaan Palembang dengan membawa hadiah dari orang tua Tan Bun An yaitu berupa 7 (tujuh) buah guci, didalam perjalanan ketika hampir sampai ke daratan Palembang, Tan Bun An penasaran dengan isi dari ketujuh guci tersebut, saat membuka guci pertama Tan Bun An kaget sekali ketika melihat isi guci hanyalah sayur-sayuran, karena merasa kesal dan malu dibuangnya lah semua guci tersebut ke sungai, namun guci terakhir terjatuh ke dek kapal dan pecah, begitu kaget nya Tan Bun An ketika mengetahui ternyata dibawah sayur-sayuran tersebut terdapat koin-koin emas, merasa menyesal tanpa berpikir panjang lagi Tan Bun An langsung terjun ke sungai untuk mengambil guci-guci tersebut, namun sang pangeran tidak muncul lagi dari dalam sungai, untuk menyelamatkan  sang pangeran, seorang pengawal langsung terjun ke sungai, namun kedua orang tersebut tetap juga tidak muncul dari sungai, karena rasa cintanya kepada Tan Bun An, putri Fatimah pun memutuskan ikut terjun ke sungai untuk menyelamatkan Tan Bun An, namun tetap ketiga orang tersebut tidak muncul lagi ke permukaan. Konon kabarnya setelah kejadian tersebut muncullah sebuah pulau kecil di tempat ketiga orang tersebut tenggelam dan pulau tersebut dikenal sebagai Pulau Kemaro.


Dipulau tersebut sampai dengan saat ini tumbuh sebuah pohon, yang dikenal dengan Pohon Cinta, konon bila sepasang kekasih mengukir nama mereka di pohon tersebut maka cinta mereka akan abadi, hanya mautlah yang dapat memisahkan cinta tersebut. Cerita ini adalah salah satu versi tentang legenda Pulau Kemaro, karena terdapat banyak versi tentang Legenda Pulau tersebut di masyarakat Kota Palembang.

2 komentar:

  1. saya pernah mendengar cerita ini, tetapi lupa darimana cerita tersebut berasal.

    BalasHapus
  2. @Migraine : iya sob, ini legenda tentang pulau Kemaro yang ada di Sungai Musi Palembang.

    BalasHapus