gambar dari http://kebudayaanindonesia.net
Di zaman yang serba modern
ini, masih ada beberapa kelompok primitif yang tersisa, salah satunya adalah Suku
Kubu. Suku ini terdapat di pedalaman hutan di Provinsi Jambi. Di Jambi, orang
dari Suku Kubu dipanggil dengan sebutan SANAK yang merupakan singkatan dari Suku
Anak Dalam.
Menurut informasi dari
penduduk sekitar, Suku Kubu terbagi dalam 3 (tiga) kelompok wilayah yaitu
didaerah Kabupaten Muara Bungo, Kabupaten Merangin dan Sarolangun (di area
Taman Nasional Bukit 12) dan di daerah perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan,
yang dikenal masyarakat dengan sebutan Kubu Rawas.
Kehidupan mereka
berpindah-pindah (nomaden) dari satu hutan ke hutan lain, mereka bertahan hidup
dengan cara berburu, namun saat ini sudah ada sebagian dari mereka yang hidup
dengan bercocok tanam dan telah memiliki lahan kebun. Sebagian besar dari
mereka tetap memilih hidup terasing dengan tinggal dipedalaman hutan dan takut
bertemu dengan Masyarakat di desa atau di kota.
Cerita tentang Suku Kubu ini
mengingatkanku ketika dulu bertugas di Kota Bangko dan Kota Sarolangun Jambi,
beberapa kali Saya bertemu dan melihat orang dari Suku Kubu tersebut lewat,
yang uniknya sekarang beberapa dari mereka telah mengerti dan mampu mengendarai
sepeda motor bahkan telah memiliki sepeda motor sendiri (walaupun sepertinya
gak pernah bayar pajak hehehe). Biasanya kalau bertemu SANAK (panggilan untuk
orang dari Suku Kubu) mereka mengendarai sepeda motor dengan memanggul babi
hutan hasil buruan mereka di pundaknya, dan yang uniknya lagi kalo bawa sepeda
motor boro-boro mereka pakai helm, pakai baju pun tidak namun masih tetap
menggunakan celana seadanya hehehe.
Menurut masyarakat setempat
bila kita bertemu dengan mereka, jangan memanggil mereka dengan sebutan Kubu,
hal ini akan membuat mereka tidak suka dan marah, mereka akan lebih suka bila
dipanggil dengan sebutan Sanak. SANAK untuk arti sebenarnya seperti yang Saya
sebutkan diatas yaitu singkatan dari Suku Anak Dalam, namun arti lain dari
Sanak adalah Saudara.
Menurut cerita dari
teman-teman disana, sebagian kecil dari mereka saat ini sudah mulai bersekolah,
dan pemerintah setempat juga telah beberapa kali mencoba mengenalkan mereka
dengan budaya saat ini, seperti dengan menyediakan rumah dan pendidikan, satu lagi cerita unik yang pernah
kudengar, dulu pernah ada salah satu dari mereka (katanya anak dari salah satu
Kepala Suku) yang telah mampu sekolah tinggi bahkan sampai kuliah di salah satu
perguruan tinggi swasta namun ketika lulus tetap kembali ke habitatnya di hutan
hehehe.
Cerita Uniknya yang lain,
dulu pemerintah setempat mengadakan program perumahan bagi Suku Anak Dalam ini,
masing-masing dari kepala rumah tangga diberikan satu rumah yang cukup layak,
namun lagi-lagi hal ini tidak berlangsung lama, rumah-rumah tersebut mereka
tinggalkan dan mereka lebih memilih untuk kembali tinggal di hutan hehehe.
Harapan Saya, semoga kedepan
mereka bisa hidup lebih berbaur dengan masyarakat di desa atau di kota agar
kehidupan mereka lebih baik dan dapat menikmati pendidikan.